Foto
: Pengertian, Sejarah dan jenis Fotografi
Fotografi berasal dari dua kata Yunani Kuno
yaitu : foto untuk “cayaha”, dan grafik untuk “menggambar” atau dengan kata
lain “Menggambar Dengan Cahaya”, adalah cara untuk menggambarkan fotografi.
Ketika sebuah foto dibuat, cahaya atau bentuk lain energy radiasi, seperti
sinar X, yaitu digunakan untuk menggambar suatu obyek atau adegan pada
permukaanpeka cahaya.
Foto
pada awalnya disebut gamabar matahari ( sun pictures ) , karena sinar matahari
itu sendiri yang digunakan untuk membuat gambar. Umat manusia telah menjadi
pembuat gambar setidaknya sejak lukisan sekitar 20.000 tahun yang lalu. Dengan
penemuan-penemuan / inovasi di fotografi , gambar akan dapat ditangkap hanya
dalam waktu hitungan detik.
Foto merupakan
istilah lain dari potret atau kamera. Menurut pengertian secara umum foto
adalah gambar yang terbuat dari kamera dan peralatan fotografi. Foto atau
fotografi bersal dari bahasa Inggris photography, yang berasal dari
kata Yunani yaitu “photos” : Cahaya dan “Grafo” : Melukis/menulis.)
adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya.
Selain definisi foto diatas, secara kategorisasi foto juga
harus dibedakan menjadi beragam. Kategorisasi ini bertujuan untuk memudahkan
pembuatan dan pemanfaatannya, sesuai dengan standar kualitas bagi masing-masing
keperluan. Ada banyak sekali kategori foto, antara lain: foto keluarga, foto
dokumentasi, foto resmi, foto salon, foto seni, foto kedokteran, foto
infra merah, foto bawah taut, foto satelit, foto udara, foto mikro, foto
jurnalistik, dan lain-lain.
Pada tahun 1822, Joseph Nicéphore
Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan
subyekmya adalah Paus Pius VII, pada saat itu fotografi sangat sederhana
hasilnya karena menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan
hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.
Kemudian pada tahun 1835, William Henry Fox
Talbot menemukan proses fotografi yang baru dan lebih canggih. Dan pada
tahun 1907 seorang yang bernama Autochrome Lumière menemukan
fotografi berwarna untuk pertama kalinya. Hingga sampai saat ini mesin foto
mengalami perkembangan hingga adanya foto digital seperti sekarang.
Sebelum menjelaskan jenis fotografi saya ulas macam-macam
foto yang saya ketahui secara umum. Berikut adalah Jenis-jenis foto yang
dikelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami
sebuah karya fotografi kita, yaitu :
- Foto Manusia
a. Portrait
Portrait
adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya.
b. Human Interest
Human
Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau
interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
c. Stage Photography
Stage
Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia
yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment.
d. Sport
Foto
olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam
event dan pertandingan olah raga.
- Foto nature
Jenis
foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural)
seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan.
a. Foto Flora
Jenis
foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora.
b. Foto Fauna
Foto
fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama.
c. Foto Lanskap
Foto
lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia.
- Foto Arsitektur
Dalam
jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah,
budaya, desain dan konstruksinya.
- Foto Still Life
Foto still
life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati.
Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”,
komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan
bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini.
- Foto Jurnalistik
Foto
jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan
informasi.
Jenis
Fotografi lainnya adalah berikut ini yang hampir sama macamnya seperti
penjelasan di atas.
- Landscape Photography
- Macro Photography
- Street Photography
- Portrait Photography
- Fashion Photography
Fotografi Junalistik
Disini kita akan membahas mengenai hubungan
fotografi dengan Jurnalistik, namun kita
harus mengetahui dahulu dasar Jurnalistik dan apa itu Fotografi Jurnalistik
atau disebut juga Jurnalistik Foto. Dasar kelahiran
pertumbuhan jurnalistik foto, menurut Soelarko ditentukan oleh tiga faktor:
1.
Rasa ingin tahu manusia, yang merupakan naluri dasar, yang menjadi wahana
kemajuan.
2. Pertumbuhan media massa sebagai media audio visual, yang memuat tulisan (atau uraian mulut) dan gambar (termasuk gambar yang hidup).
3. Kemajuan teknologi, yang memungkinkan terciptanya kemajuan fotografi dengan pesat (termasuk perfilm-an dan video untuk pemberitaan)
2. Pertumbuhan media massa sebagai media audio visual, yang memuat tulisan (atau uraian mulut) dan gambar (termasuk gambar yang hidup).
3. Kemajuan teknologi, yang memungkinkan terciptanya kemajuan fotografi dengan pesat (termasuk perfilm-an dan video untuk pemberitaan)
Dalam dunia
jurnalistik, foto merupakan kebutuhan yang vital. Sebab foto merupakan salah
satu daya pemikat bagi para pembacanya. Selain itu, foto merupakan pelengkap
dari berita tulis. Penggabungan keduanya, kata-kata dan gambar, selain menjadi
lebih teliti dan sesuai dengan kenyataan dari sebuah peristiwa, juga seolah
mengikutsertakan pembaca sebagai saksi dari peristiwa tersebut.
Kelebihan dari
sebuah foto sebagai medium komunikasi visual menjadikan lebih mudah dipahami
dari pada tulisan yang membutuhkan tenaga dan pikiran.
Berbicara Fotografi
Jurnalistik pada dasarnya berbicara masalah pemberitaan, namun penekanan disini
mengacu pada teknik visualisasinya. Bagaimana sebuah gambar bisa
mevisualisasikan suatu peristiwa kejadian di masyarakat sehingga pembaca atau
menikmat dapat merasakan getaran yang ada di dalam gambar ketika di lihatnya.
Fotografi Jurnalistik banyak digunakan dalam dunia pemberitaan dan foto-foto
ini akan menghiasi rangkaian pemberitaan yang akan dikomunikasikan pada
masyarakat melalui Koran, tabloid, majalah dan bulletin. Menurut Cliff Edom,
salah satu guru besar dari Universitas Missouri Amerika Serikat, Fotografi
Jurnalistik merupakan hasil perpaduam antara antara kata dan gambar atau Word
and Picture. Bagaimana sebuah gambar yang ditampilkan bisa menguraikan sesuatu kata-kata
dalam pemberitaan hingga dapat mempengaruhi pikiran orang. Pendapat senada juga
diungkapkan oleh salah satu editor majalah Life yaitu Wilson Hicks, bahwa
kombinasi antara kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi
terdapat suatu kesamaan antara latar belakang pendidikan dan tingkat sosial
pembacanya.
Sebuah uraian tentang Fotografi Jurnalistik secara lebih
detil dikemukakan oleh Frank P. Hoy dari Sekolah Jurnalistik dan Telekomunikasi
Walter Cronkite, Universitas Arizona Amerika Serikat mengupas tentang Karakter
Foto Jurnalistik yang telah diuraikan dalam bukunya berjudul “Photo Jurnalism
The Visual Approach” seperti berikut ini :
- Foto Jurnalistik adalah komunikasi melalui foto (Communication Photography). Suatu komunikasi yang dilakukan akanmengekspresikan pandangan wartawan foto terhadap suatu obyek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.
- Mediun Foto Jurnalistik adalah media cetak Koran atau majalah danmedia kabel atausatelit termasuk internet seperti kantorberita (Wire Services).
- Kegiatan Foto Jurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita.
- Foto Jurnalistik adalah paduan antara foto dan feks foto.
- Foto Jurnalistik mengacu pada manusia, manusia adalah subyek dan sekaligus sebagai pembaca foto jurnalistik.
- Foto Jurnalistik adalah komunikasi dengan orang bayak (Mass Audiences), ini berarti pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam.
- Foto Jurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto.
- Tujuan Foto Jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada sesame, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (Freedom of Speech and Freedom of Press).
Oscar Motuloh,
fotografer dan supervisor biro foto Antara “… Seorang jurnalis foto tidak
sekedar menampilkan kekerasan dan darah tetapi juga merekam peristiwa-peristiwa
di sekitar kita yang menarik untuk diabadikan, foto jurnalistik dan foto
dokumentasi mempunyai dasar yang sama, keduanya berdasarkan realitas kehidupan.
Keduanya hanya dibatasi oleh suatu garis yang tipis yaitu dipublikasikan atau
tidak. Foto jurnalistik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu spot dan
feature. Foto spot lebih bersifat berita, sedangkan foto feature memberi
informasi yang tidak mudah basi, seperti essay foto yang banyak terdapat di
majalah National Geographic dan keduanya berkembang pesat.”
Hendro Subroto,
wartawan perang senior “… foto jurnalistik harus bisa menceritakan kejadian
sehingga tidak banyak komentar pun orang sudah tahu cerita fotonya foto itu dan
yang terpenting dalam foto jurnalistik adalah moment”
DEFINISI
JURNALISTIK
Jurnalistik
berasal dari bahasa Belanda “Journalistich” atau dalam bahasa Inggris
“Journalism” yang bersumber dari bahasa Perancis “Journal”, asal kata dari
“Jour” yang berarti hari. Jadi journal berarti catatan harian.
Journalistich
berarti pengetahuan tentang penyiaran catatan harian dengan segala aspeknya,
meliputi : mencari, mengolah, sampai kepada menyebarluaskan catatan harian
tersebut. Dan yang disebarluaskan itu adalah apa yang biasa kita sebut sebagai
berita.
Menurut Prof.
Mitchel V. Charnley : “News is timely report a fact or opinion of either
interest or important or both to a considerable number of people”
(Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau keduanya bagi sejumlah besar orang.)
(Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau keduanya bagi sejumlah besar orang.)
Fungsi jurnalistik :
• menyiarkan informasi
• mendidik
• menghibur
• mempengaruhi
• menyiarkan informasi
• mendidik
• menghibur
• mempengaruhi
Ciri-ciri surat kabar dan majalah :
• Universalitas
• Aktualitas
• Periodisitas
• Publisitas
• Universalitas
• Aktualitas
• Periodisitas
• Publisitas
Fotografi oleh pers disebut
jurnalistik foto (Journalism Photography), dan foto-foto yang dihasilkan untuk
Pemberitaan disebut foto berita (press foto atau news foto).
Lalu
apa bedanya fotografi jurnalistik dengan cabang fotografi lainnya?
Sebagaimana dituliskan diatas, Fotografi Jurnailstik adalah
foto kejadian atau peristiwa yang bernilai berita, juga berhubungan dengan
waktu dan tempat. Memperlihatkan sesuatu kejadian yang menarik perhatian yang
menimbulkan tanda tanya, atau bisa juga yang menimbulkan kekaguman. Juga pada
umumnya, foto-foto jurnalistik ini berumur pendek dan mudah dilupakan orang.
Kecuali sebuah foto kejadian yang nilai beritanya luar biasa, seperti misalnya
foto pendaratan Neil Amstrong di bulan atau foto ditabraknya gedung kembar
pusat bisnis dunia di New York dengan pesawat terbang, sehingga
kedua gedung itu rubuh dan hancur.
Sementara banyak cabang fotografi lain yang tidak
berhubungan dengan peristiwa, waktu dan tempat. Misalnya fotografi pemandangan,
gaya hidup, arsitektur dan lain-lain. Dimana foto-foto tersebut
dapat di nikmati dimana saja dan kapan saja, atau menjadi bagian dari interior
rumah Anda.
Peran
fungsional fotografi dalam jurnalistik amat penting. Fotografi memiliki
kemampuan memberikan deskripsi gamblang, akurat dan sesuai dengan fakta yang
terekam tanpa tambahan apa pun. Dalam konteks ini, fotografi jurnalistik bisa
dipandang sebagai representasi citra realis (realisme seni fotografis) yang
tercetak dalam selembar kertas; karena mempunyai kesesuaian dengan peristiwa
aktual yang disampaikan sebagai informasi. Selain itu, juga bisa mendongkrak
nilai sebuah berita langsung yang disajikan pada publik, dan tujuan penyampaian
sebuah berita (menginformasikan fakta, kritik terhadap ketimpangan di realitas
sosial dan membangun opini publik) lebih mudah dicapai.
Mengapa bisa
demikian? Hal ini tak lain karena keunggulan dari fotografi jurnalistik yang
dapat mewakili realitas visual dengan tingkat presisi yang tinggi, obyektif dan
menstimulir khalayak pembaca berita dengan efek realitas tersaji.
Mudahnya,
fotografi jurnalistik mampu mengaduk-aduk emosi pembaca sekaligus mengetahui
apa yang sesungguhnya sedang terjadi ketika memandang citra-citra realis dalam
foto setelah menghubungkannya dengan ilustrasi pendukung.
FUNGSI
Berdasarkan
fungsinya klasifikasi Fotografi Jurnalistik mempunyai tujuan khusus yaitu
menyampaikan informasi suatu peristiwa atau kejadian di masyarakat melalui
pengadegan gambar-gambar menarik yang disampaikan lewat media seperti media
cetak dalam bentuk koran, majalah dan tabloid ataupun melalui media audio
visual seperti pemberitaan televisi. Fotografi Jurnalistik merupakan perwujudan
karya fotografi yang dalam visualisasi obyeknya lebih ditekakan pada sudut
pemberitaan, oleh karenanya karya foto yang dihasilkan harus berorientasi pada
peristwa yang nyata seperti kronologi kehidupan masyarakat sehari-hari dan
bukan mengandalkan sikap imajinasi semata dari kreatornya. Bentuk nyata dari
fungsi Fotografi Jurnalistik adalah ketika kita melihat karya-karya foto yang
terpampang di dalam isi koran, majalah atau tabloid yang sering kita jumpai di
pasaran atau juga gambar-gambar video yang berisi berita-berita keseharian
manusia dalam mengarungi hidup melalui siaran televisi dari berbagai stasiun
penyiaran televisi yang ada. Dalam waktu tertentu, penyajian Fotografi
Jurnalistik juga bisa terlepas dari proses keterkaitan produksi media
pemberitaan dan berdiri sendiri dalam menyebarkan informasi tersebut melalui
sebuah pameran di sebuah gedung, namun tetap terikat pada tema jurnalistik yang
mengikatnya.
PROSES PENCIPTAAN
Dalam proses
penciptaannya untuk menghasilkan foto-foto rekaman peristiwa penting dengan
keragaman karakter di tengah masyarakat itu, tidak begitu saja seenaknya
diciptakan berdasarkan imajinasi semata atas kemauan sendiri dari
fotografernya. Keberadaan karya Fotografi Jurnalistik telah diikat dengan
aturan-aturan dalam dunia jurnalistik atau dunia pemberitaan, oleh karenanya
dalam proses penciptaannya harus mengacu pada syarat-syarat yang terkait dengan
dunia pers atau pemberitaan. Setiap hasil jepretan atau bidikan obyek dari
kamera fotografer atau lebih dikenal dengan istilah wartawan itu harus
mengadung unsur jurnalistiknya diantaranya adalah 5W +1, sehingga hasil yang
dikreasikan oleh wartawan tersebut dapat memenuhi syarat pencatuman ke dalam
materi produksi media massa. Dalam proses pengkreasiannya itu, berbagai macam
teknik pengambilan gambar boleh diaplikasikan sepanjang tidak merusak nilai
kerealitasan peristiwanya.Contoh kongkrit dalam hal ini ketika seorang wartawan
mau mengabadikan peristiwa lomba motor cross di arena balap. Supaya terlihat
dramatik maka pengambilan gambarnya diambil ketika pengendara motor sedang
melakukan aksi jumping sehingga motor melesat terbang tinggi di udara. dalam
keadaan itulah fotgrafer atau wartawan tersebut membidiknya dengan teknik
“Freshing” atau sama artinya dengan “stop action”, sehingga gambar yang
dihasilkan tetap cemerlang.
KAMERA YANG DIGUNAKAN
Kamera yang
digunakan dalam melakukan pemotretan lebih mudah menggunakan kamera
berteknologi digital, hal ini dimaksudkan untuk memeprmudah dalam proses
pengeditan dan pencetakannya. Format kamera yang digunakan tentu lebih mudah
menggunakan berformat kecil atau disebut juga dengan kamera 135 mm dan dikenal
dengan istilah kamera Single Lens Relex, yang disingkat menjadi Kamera Digital
SLR. Dikarenakan dalam proses pengerjaannya atau dalam implementasi dilapangan
menggunakan pencetakan ukuran yang sangat besar berdasarkan kepentingannya itu,
maka frame dari hasil foto haruslah beresolusi besar. Untuk memenuhi kebutuhan
ini, maka kamera selain berformat Digital SLR, juga mempunyai resolusi minimal
16 Mega Pixel. Selain kententuan di atas, kualitasnya tidak bisa dijamin secara
maksimal, apalagi menggunakan kamera model poket dengan resolusi di bawah 7
Mega Pixel hasilnya hanya sebatas untuk kepentingan pribadi alias dokumentasi
sendiri.
FOTOGRAFI BERITA DAN
FOTOGRAFI FEATURE
Dalam dunia
jurnalistik ada sebuah peristiwa yang diolah dalam bentuk penyampaian laporan
berita atau dalam bentuk laporan feature, Keduanya memang mengandung kemiripan
yaitu mengulas suatu kejadian secara nyata atau apa adanya sesuai dengan
peristiwa yang terjadi tanpa adanya suatu rekayasa di dalamnya. Pada
pemberitaan di dalam siaran program acara televisipun dibedakan misalnya ada
bentuk format program acara Paket berita seperti program acara Liputan Enam
dari SCTV atau program acara Kabar Malam dari TV One. Selain hal itu, ada juga
bentuk atau format Program acara Feature seperti program acara Potret dari SCTV
atau program acara Nuansa Seribu Pulau dari TV One. Televisi-televisi lainpun
mengikuti pola yang sama dalam mengola program acaranya.
Dalam Fotografi
Jurnalistik juga dikenal pengklasifikasian kategori fotonya diantaranya
Fotografi Jurnalistik untuk keperluan Berita dan Fotografi Jurnalistik untuk
keperluan Feature. Keduanya mempunyai kemiripan yaitu menggambarkan suatu
peristiwa di masyarakat dalam bentuk yang nyata atau realistas tanpa ada
prekayasaan. Pembeda dari keduanya adalah masalah waktu penyampaian kepada
masyarakatatau penayangannya. Didalam dunia penerbitan surat kabar entah dalam
bentuk koran, majalah, tabloid atau buletin penyajian Fotografi Jurnalistik
dalam bentuk Berita harus disampaikan secara cepat, hal tersebut supaya apa
yang akan disapaikan lewat gambar tersebut dapat diterima masyarakat dalam
waktu yang relatif singkat. Suatu contoh penayangan kunjungan kepala negara
sahabat di Indonesia yang disampaikan dalam berita Koran harian seperti Koran
kompas yang terbit setiap hari. Sedangkan Fotografi dalam bentuk Feature,
penyampaiannya dalam waktu yang lama artinya tidak terikat dengan kecepatan
penyamlaian beritanya, dengan mengulur hingga sampai satu mingguan peristiwa
itu disampaikan. Dalam penyampaiannya kebanyakan di cantumkan dalam edisi terbitan
mingguan. misalnya koran Kompas edisi migguan.
Peristiwa yang
disampaikan Fotografi Jurnalistik dalam bentuk Berita pada umumnya adalah
seputar masalah isu yang sedang berkembang dalam kehidupan sehari –hari, dan
temanyapun beragam bisa mengupas tentang ekonomi, hukum, politik, pendidikan
serta yang lainnya seperti presiden menyambut kunjungan kepala negara sahabat,
presiden melantik para mentri atau peristiwa pengeboman akibat konflik
peperangan serta gangguan keamanan akibat kerusuhan massa dan peristiwa
lainnya. Berita semacam ini harus disiarkan secepatnya melalui Koran harian,
sehingga bisa terbit keesokan harinya suatu contoh kongkrit adalah ketika
berita harian kompas memuat kunjungan kepala negara Amerika Serikat Barac Obama
disambut oleh Presiden Soesilo Yudhoyono di Istanah Merdeka. Sedangkan
Fotografi Jurnalistik dalam bentuk Feature, penyampaiannya tidaklah cepat,
melainnkan ada tegang waktu biasanya ditampilkan dalam koran mingguan misalnya
koran kompas edisi mingguan, dimana obyeknya seputar masalah seni dan budaya
dan dalam penyajiannya itu, bisa juga diwijudkan penyapaiannya dalam bentuk
foto seri yang mencerminkan keragaman dalam pengambilan sudut pandang terhadap
obyeknya.
JENIS FOTOGRAFI
JURNALISTIK
Fotografi Jurnalistik dalam visualisasinya
terbagi dalam berbagai jenis diantaranya dapat dijabar seperti berikut ini :
1. Spot Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Spot Photo” adalah sebuah foto yang dibuat oleh
seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa dalam keadaan tidak
terjadwal atau dengan kata lain kejadian yang sifatnya tiba-tiba juga dapat
dikatakan mendadak. Suatu kejadian atau peristiwa yang menjadi obyek dalam
bidikan seorang fotografer disini datangnya tidak terduga oleh pemikiran
manusia karena kejadian tersebut keberadaannya tidak direncanakan misalnya
kejadian kebakaran di sebuah pemukiman, kejadian tawuran warga, mahasiswa atau
pelajar, Suasana banjir disebabkan adanya banjir bandang yang datangnya secara
mendadak atau akibat kiriman dari daerah lain dari sebuah aliran arus sungai
dan juga bisa digambarkan dengan peristiwa kecelakaan lalu lintas disebabkan kecerobuhan
dari pengendaranya yang kurang berdisiplin dalam berlalu linta. Foto-foto
semacam ini sering menghiasi harian-harian berita nasional misalnya koran
Kompas, media Indonesia serta harian-harin lokal lainnya, dimana foto yang
menceritakan kejadian itu terpampang di halaman pertama, jika kejadian tersebut
dianggap peristiwa nasional atau kejadian yang luar biasa. Berikut ini adalah
contoh fotografi jurnalistik yang menggambarkan uraian diatas :
* Spot Photo adalah Fotografi
jurnalistik yang mevisualisasikan peristiwa – peristiwa mendadak atau tak
terduga kedatangannya hingga kita tak berdaya menghadapinya misalnya kebakaran
pemukiman, terjadinya tawuran warga, mahasiswa atau pelajar, datangnya banjir
bandang dan peristiwa kecelakaan lalulintas *
2. General News Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “General News Photo” adalah sebuah foto yang dibuat
oleh seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa dalam keadaan sudah
terjadwal atau sudah diketahui sebelumnya, sehingga seorang wartawan yang ingin
meliput peristiwa tersebut dalam harian jurnalistiknya tinggal meliputnya saja.
Fotografi jenis ini biasanya dilakukan di sebuah kegiatan formal dilingkungan
pemerintahan atau instansi terkait terhadap suatu penyelenggaraan
kegiatan formal atau semacam kegiatan kedinasan seperti jamuan
kenegaraan yang dilakukan oleh presiden dalam menyambut tamunya, presiden
memberi penghargaan pada putra-putri bangsa yang berprestasi dalam bidang
tertentu, Presiden meresmikan pameran pembangunan disertai kunjungan ke
standnya atau peristiwa peresmian pameran oleh wakil presiden dalam sebuah
pameran produk Indonesiadi gedunh JHCC. Peristiwa-peristiwa yang telah
diuraikan tersebut diatas, seringkali kita temukan dalam pemberitaan
sehari-hari yangdiberitakan olah harian-harian Nasional diantaranya Harian
Berita Nasional semacam Kompas atau Media Indonesia maupun harian lokal
lainnya. Berikut ini adalah contoh fotografi jurnalistik yang menggambarkan
uraian di atas :
* General News Photo
adalah Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau menggambarkan
peristiwa-peristiwa penting dimana peristiwa tersebut sudag terjadwal
sebelumnya, sehingga tinggal melakukan peliputannya saja. Kegiatan ini
merupakan kegiatan kenegaraan atau kedinasan dalam suatu instansi pemerintahan
atau kegiatan swasta nasional misalnya jamuan kenegaraan yang dilakukan oleh
presiden, pemberian penghargaan khusus bagi putra-putri terbaik maupun
pembukaan pameran *
3. People In The News
Photo
Fotografi Jurnalistik
dalam bentuk “People In The News Photo” adalah sebuah foto yang dibuat oleh
seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa yang menggambarkan profile
seseorang disebabkan oleh kelucuannya, keunikan bentuk tubuhnya, kekuatan
tenaganya atau ciri lain yang membuat pemirsa atau pembaca merasa heran dan
kagun terhadap foto tersebut. Biasanya yang ditampilkan adalah orang-orang
popular atau sudah dikenal oleh masyarakat luas, Namun juga bisa pada orang
biasa, karena keanehan yang dimiliki itulah dia bisa menjadi popular setelah
disebarkan fotonya melalui surat kabar. Contoh seperti ini dapat
digambarkan misalnya seorang anak kecil yang bernama Ponari dengan batu
jimatnya itu, mampu menyembuhkan berbagai penyakit dan diburu oleh banyak orang
untuk berobat kepadanya baik tua maupun muda, Contoh lain seorang yang menarik
sebuah mobil dengan menggunakan giginya dan mendapat kemenangan dalam suatu
kontes pertandingan yang diadakan oleh salah satu televisi sehingga menjadi
terkenal, Peristiwa yang aneh untuk ukuran postur tubuh orang Indonesia, yang
dimiliki oleh orang lampung dengan postur tubuh tertinggi di Indonesia. Seorang
tokoh pesulap tersohor bernama Mr. Limbat yang dalam aksi pementasannya selalu
menimbulkan sensasi hingga orang-orang berantusias melihatnya. Pada awalnya Mr,
Limbat adalah orang biasa, karena pentasnya luar bisa dalam pertunjukan
sulapnya itu, maka dia menjadi terkenal berkat dari peran media baik televisi
maupun cetak. Kejadian-kejadian ersebut diatas sering kali kita temukan dalam
pemberitaan di masyarakat yang disebarluaskan oleh harian-harian berita
nasional. Berikut ini adalah contoh dari fotografi jurnalistik dengan
visualisasi seperti uraian diatas :
* People In The News Photo
adalah Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau menggambarkan suatu
profile seseorang disebabkan karena adanya suatu keanehan, kelucuan,
kejanggalan atau kekuatan yang dahsyat sehingga orang lain yang melihatnya
merasa kagun. Umumnya pada orang yang terkenal dan tidak menutup kemungkinan
pada orang biasa. Contohnya adalah anak kecil yang bernama Ponari dengan batu
ajaibnya mampu menyembuhkan segala penyakit, seseorang yang mempunyai tenaga
besar dengan menarik mobil pakai giginya, seseorang yangmempunyai tubuh
berukuran tinggi dan Mr. Limbat dalam aksinya selalu membuat sensasi, hingga
orang menjadi penasaran untuk melihatnya*
4. Daily Life
Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Daily Life Photo” adalah sebuah foto yang dibuat oleh
seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa kehidupan sehari-hari
manusia. Peristiwa ini juga bisa mewakili dari profesi seseorang dalam berjuang
melawan kehidupan. Peristiwa ini bisa mewakili orang berada atau dalam posisi
berkecukupan dari ekonominya ataupun dari orang yang dalam keadaan miskin dan
terlunta-lunta dalam berjuang untuk bertahan hidup. Foto ini sering disebut
dengan istilah Human Interest. Contoh Fotografi Jurnalistik untuk kategori ini
adalah antrian panjang para pencari kerja, berjuang demi mempertahankan hidup
dengan makan dari sisa-sisa di alam kemerdekaan yang katanya kaya dengan
kekayaan alamnya itu, Potret kemiskinan masyarakat Indonesia yang makin
terjepit posisinya ditengah gencarnya arus modernisasi bangsa. Bisa juga
rekaman dari peristiwa yang mevisualisasi rebutan sembako murah dari
penyelenggaraan pemerintah atau organisasi sosial masyarakat. Apa yang
telah diuraikan diatas, sudah sering kali ditemui pada pemberitaan-pemberitaan
di tanah air dan berikut ini adalah contoh fotografi jurnalistik dengan
visualisasi tema seperti di atas :
* Daily Life Photo adalah
Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau menggambarkan suatu kehidupan
sehari-hari manusia baik oarng berda maupun orang tidak mampu alias miskin
jelata. Fotoini lebih dikenal dengan istilah Human Interist seperti antrian
para pekerja, seseorang anak yang makan dengan sisi-sisa makanan dari orang
laian, poteret kemiskinan para gelandangan di pinggir jalan dan Peristiwa
rebutan paket sembako murah *
5. Portrait Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Portrait Photo” adalah sebuah foto yang dibuat oleh
seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa tertentu baik yang dilakukan
oleh seseorang ataupun kelompok dengan menonjolkan karakter khusus pada dirinya
atau kekhasan lainnya. Peristiwa ini terkadang membuat orang menjadi tertawa,
geli atau sikap apapun terhadap aksi-aksi yang dilakukan. Contoh kongkritnya
adalah ketika seorang pembalap motor dengan baju lengkap seperti layaknya
suasana arena balap motor resmi di lapangan khusus, tetapi pada kenyataannya si
pembalap tersebut membonceng seseorang dengan menggunakan sepeda pancal di
jalanan umum. Peristiwa lain bisa diamati dengan rekaman peristiwa dalam
visualisasi seorang pengendara motor yang membonceng seseorang bukan suatu hal
sewajarnya, sehingga menimbulkan suatu tanda tanya atas tindakan tersebut.
Peristiwa lain mevisualisasikan adegan seorang nenek yang mengacungkan
tangannya membentuk suatu tanda “salam meta”l dengan diselingi hisapan rokok
yang pada kenyataannya sering dilakukan oleh para kaum muda. Peristiwa lain
juga menimbulkan tanda tanya ketika dihadapkan pada foto seorang penggemar
musik dan bergaya model rambut ala punk rock jalanan Indonesia. Apa yang telah
diuraikan diatas, salah satunya mungkin kita temui di beberapa surat kabar di
Indonesia. Pada penampilannya foto tersebut ditempatkan pada halaman tertentu
dengan sedikit keterangan pendukung sebagai aksen atau pusat perhatian dari
keseluruhan isi harin tersebut. Berikut ini adalah contoh dari fotografi
jurnalistik yang menggambarkan cerita tersebut di atas :
* Portrait Photo adalah
Fotografi Jurnalistik yangmevisualisasikan atau menggambarkan sikap kelucuan,
keanehan baik dalam sikap maupun gaya atau ciri kekhasan lainnya hingga orang
yangmelihatnya akan suatu reaksi, Contohnya adalah sikap para pembalap yang
kesar dalam aktifitasnya, seorang pengendara motor yang membonceng seseorang
bukan sewajarnya, salam metal yang dilakukan oleh seorang nenek disertai
hisapan rokok dan penampilan rambut punk rock jalanan Indonesia *
6. Sport Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Sport Photo” adalah sebuah foto yang dibuat oleh
seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa kegiatan olah raga, baik
yang diadakan oleh pemerintah Indonesia misalnya kegiatan PON atau kegiatan
olah raga yang diselenggarakan oleh pemerintah manca Negara seperti Sea Games.
Asean Games atau Olimpiade. Foto ini merupakan rekaman peristiwa yang mengukir
berbagai macam prestasi dari cabang olah raga yang dipertandingkan. Suatu
contoh dalam foto untuk kategori ini adalah ketika Atlit Indonesia dari cabang
akat besi dapat kmenangan di kanca international, kemenangan tim bulu tangkis
Indonesia dalam sebuah partai pertandingan, Perebutan bola dalam pertandingan
sepak bola persahabatan dan yang spektakuler adalah pulang kampungnya Bonek
dengan menggunakan kereta api yang dikawal oleh polisi. Kejadian-kejadian
tersebut sering kali kita temukan pada harian surat kabar pada kolom khusus
olah raga. Foto-foto semacam ini tampak ramai dalam surat kabar ketika diadakannya
Olimpiade, Sea Games atau PON Indonesia. Berikut ini adalah contoh fotografi
jurnalistik dengan visualisasi tema olah raga :
* Sport Photo adalah Fotografi
Jurnalistik yang dalam visualisasinya atau mengambarkan peristiwa kegiatan olah
raga baik yang dilakukan oleh pemerintah atau kegiatan olah raga timgkat manca
negara misalnya Sea Games, Asean Gemes atau Olimpiade. Contoh dalam peristiwa
ini adalah ketika atlit Indonesia mendapat kemenangan dari angkat besi dalam
kanca international, tim bulu tangkis Indonesia yang menang dalam pertandingan
partai tertentu, adanya perebutan bola oleh para pemain dalam pertandingan
sepak bola antar negara sahabat dan sebuah karya spektakuler ketika rombongan
Bonex pulang kampung dengan kereta api yang dikawal oleh polisi *
7. Science And
Technology Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Science and Technology Photo” adalah sebuah foto yang
dibuat oleh seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa yang
mevisualisasikan kegiatan dalam bidang keilmuan dan teknologi. Hasil foto ini
merupakan rekaman peristiwa dalam ajang perlombaan pengaplikasian teknologi
atau penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan menggunakan kamera khusus misalnya kamera yang mampu
menembuas atau merekam sinar X. Pada implementasinya jenis foto dapat
digolongkan pada sifat kebendaan atau menampilkan simbol atau dengan dengan
sifat atraktif yang divisualisasikan dengan pergerakan obyek. Peristiwa
atarktif dapat diterjemahkan seperti Peristiwa perakitan produk industri yang
dikerjakan dengan mesin-mesin berteknologi canggih serta peristiwa lainnya.
Contoh foto dalam kategori ini adalah Proses Produksi Panser yang dilakukan
oleh PT. Pindad sebagai perusahaan nasional Indonesia yang memproduksi kendaraan
perang termasuk kendaraan tempur taktis setingkat jeep guna kepentingan
militer. Salah satu robot dalam Kontes Robotik Indonesia dan Peristiwa uji coba
peluncuran roket militer produksi Nasional kerjasama antara Lapan dan PT
Pindad. Sedangkan sifat simbolik dapat diterjemahkan sebuah foto mesin
elektronik. Foto-foto dalam kategori ini sering muncul dalam harian pemberitaan
dengan topik masalah perkembangan teknologi atau bisa juga pada majalah khusus
yang bergerak dalam pemberitaan masalah perkembangan teknologi baik konten
lokal maupun konten international. Berikut ini adalah contoh foto jurnalistik
yang menggamabarkan masalah tema teknologi :
* Science and Technology adalah
Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau menggambarkam kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan dunia ikmua pengetahuan dan pengembangan teknologi.
Contoh dalam foto kategori ini adalag rekaman peristiwa dari seorang fotografer
yaitu proses produksi industri panser indonesia termasuk kendaraan taktis
militer oleh PT. Pindad, sebuah robot salah satu peserta dalam kontes
RobotikaIndonesia dan peluncuran roket buatan Indonesia hasil kerjasama lapan
dan PT. Pindad *
8. Art and Culture Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Art and Culture Photo” adalah sebuah foto yang dibuat
oleh seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa masalah seni dan
budaya. Hasil foto pada kategori ini adalah mencerminkan kegiatan-kegiatan
masalah pelestarian seni dan budaya Indonesia sebagai kekayaan cagar budaya
ditengah berkembangnya arus modernisasi. Fotografi Jurnalistik dalam
klasifikasi ini adalah seperti pementasan tarian barong dari pulau Bali,
Pementasan seni kuda lumping yang setiap minggu dilakukan di daerah wisata Kota
Tua Jakarta, Pagelaran Reog Ponorogo yang dilakukan dalam rangka memperingati
hari tertentu atau kegiatan serimonial dan kegitan ritual keagamaan yang
diselenggrakan oleh Keraton Yogyakarta dan pemerintah daerah yaitu Gerebeg
Sekaten. Segala macam peristiwa seputar masalah seni dan budaya ini, seringkali
diberitakan oleh para wartawan di berbagai kesempatan untuk mengisi konten di
dalam harian jurnalistiknya. Berikut ini adalah contoh-contoh yang terkait
dalam topik diatas :
* Art and Culture Photo adalah
Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau menggambarkan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian kekayan seni budaya
Indonesia seperti Pementasan Tarian Barong dari pulau Balu, Tarian Kuda Lumping
dan Pementasan Reog Ponorogo serta Ritual Keagamaan Sekatenan Yogyakarta *
9. Social and
Environment Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Social and Environment Photo” adalah sebuah foto yang
dibuat oleh seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa yang
menggambarkan masalah social masyarakat dan lingkungan hidup. Sebuah foto hasil
rekaman jepretan fotografer guna mengkomunikasikan keadaan lingkungan
masyarakat dari kerealitasan sebenarnya baik lingkungan sehat maupun lingkungan
kumuh dan kotor. Fotografi Jurnalistik dalam kategori ini adalah sebuah hasil
foto dengan penggambaran sebuah tempat genagan air kotor akibat buruknya
sanitasi, Rimbun dan segarnya pemukiman di lereng perbukitan, dan nyamannya
tempat wisata sebagai penghibur hati untuk menghilangkan rutinitas sehari-hari.
Sebuah lingkungan sosial lainnya adalah keramaian suasana pasar malam
yang diadakan oleh pemerintah Yogyakarta sebagai satu bagian paket dalam
Sekatenan. Topik-topik yang terkait pada masalah lingkungan sebenarnya
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga masalah ini tentunya tak luput
dari kaca mata para wartawan yang mevisualisasikan masalah ini dalam
pemberitaannya. Berikut ini adalah contoh fotografi yang berkaitan dengan topik
di atas :
* Social and Environment Photo
adalah Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau menggambarkan peristiwa
yang berkaitan dengan kegiatan sosial dan lingkungan hidup. Contoh dalam
kategori ini adalah lingkungan kumuh yang ada dipinggiran perkotaan, Ribun dan
segarnya pemukiman di sebuah bukit, nyamannya tempat pariwisata sebagai
penghibur hati dan visualisasi masalah sosial adanya pasar malam di yogyakarta
dalam acara sekatenan *
DAFTAR PUSTAKA
Buku “Photo Jurnalism The Visual Approach” Oleh Frank P. Hoy
Buku “DUNIA
DALAM BINGKAI” Penerbit Graha Ilmu
http://www.kataberita.com/foto/fotografi.htm
http://adialayphotography.blogspot.com/2012/11/apa-itu-fotografi-fotografi-berasal-dua.html
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/04/21/realisme-dalam-fotografi-jurnalistik-553419.html
Davis, Harold.
2011. Creative Lanscapes : Digital photography Tips & Techniques.
Indianapolis, Indiana : Willy Publishing. Inc.
Story, Derrick.
2004. Digital Photography Hacks. Gravenstein Highway North.
Sebastopol CA : O’ Reilly Media. Inc.
Sugiarto, Atok.
2006. Indah Itu Mudah, Buku Paduan Fotografi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiarto, Atok.
2006. Cuma Buat yang Ingin Jago Foto. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Hadiiswa.
2008. Fotografi Digital: Membuat Foto Indah dengan Kamera Saku.
Jakarta : Mediakita.
Alwi, Audy Mirza.
2004. Fotografi Jurnalistik : Metode Memotret dan Mengirim Foto ke
Media Massa. Jakarta : Bumi Askara.
Giwanda, Griand.
2001. Paduan Praktis Belajar Fotografi. Jakarta : Puspa Swara.
Giwanda, Griand.
2002. Paduan Praktis teknik Studio Foto. Jakarta : Puspa Swara.
Mulyanta, Edi. S.
2007. Teknik Modern Fotografi Digital. Yogyakarta : Penerbit
Andi.
Ardiansyah,
Yulian. 2005. Tip & Trik Fotografi Teori dan Aplikasi Belajar Fotografi.
Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Feininger,
Andreas, Edit : RM. Soelarko. 1999. The Complete Photographer. Segi
Teknik Fotografi. Semarang : Dahara Prize.
ARPS, Ray Hayward,
Edit : RM. Soelarko. 2002. The Craft of Photography. Semarang :
Dahara Prize.
http://teguh212.blog.esaunggul.ac.id/2012/11/11/teknik-kamera-fotografi-5-fotografi-jurnalistik/#more-6097
Beberapa foto
diunduh dari situs-situs terkait sesuai topik permasalahan semata-mata
untuk “Kepentingan Misi Sosial” dalam bentuk
pembelajaran maya berbagi pengetahuan pada sesama, Bukan untuk ”Kepentingan
Bisnis”
Beberapa situs
terkait dengan topik permasalahan dan diinterpretasikan ulang tetapi tidak
mengurangi substansi di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar